Selasa, 17 Mei 2011

TEORI PERENCANAAN

Penulis : Eka 0kTamariza


PENDAHULUAN

Perencanaan atau yang sudah akrab dengan istilah planning adalah satu dari fungsi management yang sangat penting. Bahkan kegiatan perencanaan ini selalu melekat pada kegiatan hidup kita sehari-hari, baik disadari maupun tidak. Sebuah rencana akan sangat mempengaruhi sukses dan tidaknya suatu pekerjaan. Karena itu pekerjaan yang baik adalah yang direncanakan dan sebaiknya kita melakukan pekerjaan sesuai dengan yang telah direncanakan.Karena lingkungan lembaga pendidikan selalu berubah seiring dengan perkembangan zaman, maka diperlukan komunikasi dalam hal sistem perencanaan pendidikan yang berhubungan dengan pengambilan keputusan, penyusunan
perencanaan, pengawasan, evaluasi, serta perumusan kebijakan yang sangat memerlukan komunikasi sebagai bahan pendukung pada perencanaan pendidikan. Dalam hal ini diperlukan suatu sistem pendekatan yaitu perencanaan pendidikan partisipatori.Dalam perencanaan pendidikan memerlukan beberapa konsep mengenai perubahan lingkungan pendidikan,kebutuhan organisasi pendidikan akan perencanaan akibat perubahan lingkungan, ciri-ciri sistem yang akan dipakai dalam perencanaan, dan beberapa teori perencanaan. Hudson menunjukkan 5 teori perencanaan yaitu radikal, advocacy,transactive, synoptik, dan incremental yang dikatakan sebagai taxonomy.
Dalam makalah ini akan dibahas beberapa masalah terkait dengan perencanaan pendidikan partisipatori yang melibatkan beberapa teori perencanaan seperti teori radikal, teori advocacy, teori transactive, teori sinoptik, teori incremental dan teori star.







PEMBAHASAN

Planning adalah proses menetapkan tujuan, mengembangkan strategi, dan menguraikan tugas dan jadwal untuk mencapai tujuan. Dari pengertian diatas dapat diketahui bahwa sebuah planning atau perencanaan adalah merupakan proses menuju tercapainya tujuan tertentu. Atau dalam istilah lain merupakan persiapan yang terarah dan sistematis agar tujuan dapat dicapai secara efektif dan efisien.
a.       Menurut, Prof. Dr. Yusuf Enoch
Perencanaan Pendidikan, adalah suatu proses yang yang mempersiapkan seperangkat alternative keputusan bagi kegiatan masa depan yang diarahkan kepadanpencapaian tujuan dengan usaha yang optimal dan mempertimbangkan kenyataan-kenyataan yang ada di bidang ekonomi, sosial budaya serta menyeluruh suatu Negara.
b.      Beeby, C.E.
Perencanaan Pendidikan adalah suatu usaha melihat ke masa depan ke masa depan dalam hal menentukan kebijaksanaan prioritas, dan biaya pendidikan yang mempertimbangkan kenyataan kegiatan yang ada dalam bidang ekonomi, social, dan politik untuk mengembangkan potensi system pendidikan nasioanal memenuhi kebutuhan bangsa dan anak didik yang dilayani oleh system tersebut.
c.       Menurut Guruge (1972)
Perencanaan Pendidikan adalah proses mempersiapkan kegiatan di masa depan dalam bidang pembangunan pendidikan.


d.      Menurut Albert Waterson (Don Adam 1975)
Perencanaan Pendidikan adala investasi pendidikan yang dapat dijalankan oleh kegiatan-kegiatan pembangunan lain yang di dasarkan atas pertimbangan ekonomi dan biaya serta keuntungan sosial.
e.       Menurut Coombs (1982)
Perencanaan pendidikan suatu penerapan yang rasional dianalisis sistematis proses perkembangan pendidikan dengan tujuan agar pendidikan itu lebih efektif dan efisien dan efisien serta sesuai dengan kebutuhan dan tujuan para peserta didik dan masyarakat.
f.       Menurut Y. Dror (1975)
Perencanaan Pendidikan adalah suatu proses mempersiapkan seperangkat keputusan untuk kegiatan-kegiatan di masa depan yang di arahkan untuk mencapai tujuan-tujuan dengan cara-cara optimal untuk pembangunan ekonomi dan social secara menyeluruh dari suatu Negara.
Jadi, definisi perencanaan pendidikan apabila disimpulkan dari beberapa pendapat tersebut, adalah suatu proses intelektual yang berkesinambungan dalam menganalisis, merumuskan, dan menimbang serta memutuskan dengan keputusan yang diambil harus mempunyai konsistensi (taat asas) internal yang berhubungan secara sistematis dengan keputusan-keputusan lain, baik dalam bidang-bidang itu sendiri maupun dalam bidang-bidang lain dalam pembangunan, dan tidak ada batas waktu untuk satu jenis kegiatan, serta tidak harus selalu satu kegiatan mendahului dan didahului oleh kegiatan lain.
Secara konsepsional, bahwa perencanaan pendidikan itu sangat ditentukan oleh cara, sifat, dan proses pengambilan keputusan, sehingga nampaknya dalam hal ini terdapat banyak komponen yang ikut memproses di dalamnya. Pada hakekatnya perencanaan merupakan proses pengambilan keputusan atas sejumlah alternative (pilihan) mengenai sasaran dan cara-cara yang akan dilaksanakan di masa yang akan datang guna mencapai tujuan yang dikehendaki serta pemantauan dan penilaiannya atas hasil pelaksanaannya, yang dilakukan secara sistematis dan dan berkesinambungan.
Perencanaan memiliki urgensi yang sangat bermanfaat dalam hal antara lain;
a.       Standar pelaksanaan dan pengawasan
b.      Pemilihan berbagai alternatif terbaik
c.       Penyusunan skala prioritas, baik sasaran maupun kegiatan
d.      Menghemat pemanfaatan sumber daya organisasi
e.       Membantu manager menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan
f.       Alat memudahkan dalam berkoordinasi dengan pihak terkait
g.      Alat meminimalkan pekerjaan yang tidak pasti

Manfaat yang lain dari perencanaan adalah;
a.       Menjelaskan dan merinci tujuan yang ingin dicapai
b.      Memberikan pegangan dan menetapkan kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan untuk  mencapai tujuan tersebut.
c.       Organisasi memperoleh standar sumber daya terbaik dan mendayagunakan sesuai tugas pokok fungsi yang telah ditetapkan.
d.      Menjadi rujukan anggota organisasi dalam melaksanakan aktivitas yang konsisten prosedur dan tujuan
e.       Memberikan batas wewenang dan tanggung jawab bagi seluruh pelaksana
f.       Memonitor dan mengukur berbagai keberhasilan secara intensif sehingga bisa menemukan dan memperbaiki penyimpangan secara dini.
g.      Memungkinkan untuk terpeliharanya persesuaian antara kegiatan internal dengan situasi eksternal
h.      Menghindari pemborosan


TEORI dan KONSEP PERENCANAAN

Menurut Hudson dalam Tanner (1981) teori perencanaan meliputi, antara lain; sinoptik, inkremental, transaktif,advokasi, dan radial. Selanjutnya di kembangkan oleh tanner (1981) dengan nama teori SITAR sebagai penggabungan dari taksonomi Hudson.
1.      Teori Sinoptik
            Disebut juga system planning, rational system approach, rasional comprehensive planning.Menggunakan model berfikir system dalam perencanaan, sehingga objek perencanaan dipandang sebagai suatu kesatuan yang bulat, dengan satu tujuan yang disbebut visi. Langkah-langkah dalam perencanaan ini meliputi ; (a) pengenalan masalah, (b),mengestimasi ruang lingkup problem (c) mengklasifikasi kemungkinan penyelesaian, (d) menginvestigasi problem, (e) memprediksi alternative, (f) mengevaluasi kemajuan atas penyelesaian spesifik.

Keunggulannya adalah :
a.       Pada kesederhanaan dalam metode yang digunakan dan sangat sesuai untuk memecahkan permasalahan yang bersifat umum.
b.      Perencanaan model ini bersifat ”keahlian”. Karena itu, seorang perencana dituntut memahami perencanaan baik dari sisi teknis maupun filosopis.
c.       Pada umumnya, perencanaan model ini dilakukan bersifat perorangan, namun tidak menutup kemungkinan bersifat kolektif atau kelompok dengan asumsi kepentingan individu menyesuaikan kepentingan kelompok.
d.      Karakter dasar perencanaan bersifat komprehensif (menyeluruh), yakni mempertimbangkan aspek ekonomi, sosial, budaya dan lingkungan, sehingga semua masalah ingin coba diselesaikan.

Kelemahan dalam perencanaan model ini adalah :
a.       Biasanya kurang dapat memperhitungkan sumber daya yang tersedia, karena berasumsi bahwa sumber daya dapat dicari dan diusahakan.
b.      Pembuat keputusan dipegang para ahli/perencana, sedangkan masyarakat hanya diberikan sedikit peran, biasanya hanya dalam bentuk public hearing yang sifatnya serimonial.
Proses Perencanaan pendidikan synoptik
a.       Pengenalan praktek lingkungan
b.      Estimasi ruang lingkup praktek lingkungan
c.       Klarifikasi kemungkinan penyelesian

2.      Teori incremental
            Didasarkan pada kemampuan institusi dan kinerja personalnya. Bersifat desentralisasi dan tidak cocok untuk jangka panjang. Jadi perencanaan ini menekankan perencanaan dalam jangka pendek saja. Yang dimaksud dengan desentralisasi pada teori ini adalah si perencana dalam merencanakan objek tertentu dalam lembaga pendidikan, selalu mempertimbangkan faktor-faktor lingkungan.

Keunggulannya adalah :
a.       Model perencanaan incremental banyak digunakan saat ini karena tidak memerlukan banyak informasi data dan dapat dengan cepat dalam pengambilan keputusan.
b.      Model perencanaan incremental lebih kepada pendekatan yang didasarkan pada pengalaman-pengalaman perencana dan memiliki porsi rasionalitas yang lebih kecil dibandingkan pendekatan sebelumnya.
Sedangkan kelemahan perencanaan inkremental adalah:
a.       perencanaan inkremental adalah asumsinya bahwa kondisi masyarakat adalah pluralis yang terdiri dari kelompok-kelompok kecil. Pengkritik paham incremental memperdebatkan bahwa masyarakat didominasi oleh kelompok-kelompok tertentu yang melakukan kompetisi tidak adil dan tidak demokratis. Dalam hal ini nantinya kelompok masyarakat pemenang saja yang terwakili dalam perencanaan.
b.      Pendekatan inkremental tanpa mendasarkan pada efektivitas belanja setiap kegiatan yang dilaksanakan sehingga kegiatan bersifat monoton dan banyak dijumpai penggunaan anggaran yang tidak relevan.
Proses hubungan lembaga pendidikan dengan masyarakat
a.       Identifikasi manusia-manusia sangat penting
b.      Perhatikan pikiran dan angan-angan dan pemikiran masyarakat
c.       Nilai biaya
d.      Nilai hasil
Perkembangan dewasa ini banyak aktivitas perencanaan dengan menggunakan model inkrementalis. Contoh dari perencanaan model inkremental adalah dalam penentuan plafon belanja kota/daerah dengan mengestimasi bahwa kenaikan anggaran belanja berkisar 10 persen pada tahun perhitungan, hal ini mendasarkan pada realisasi anggaran pada tahun sebelumnya dengan menyesuaikan besarnya inflasi dan jumlah penduduk.

3.      Teori transactive
Menekankan pada harkat individu yang menjunjung tinggi kepentingan pribadi dan bersifat desentralisasi, suatu desentralisasi yang transactive yaitu berkembang dari individu ke individu secara keseluruhan. Ini berarti penganutnya juga menekankan pengembangan individu dalam kemampuan mengadakan perencanaan.

Keunggulannya adalah :
Pendekatan transactive lebih pada pengembangan individu dan organisasi diberi penekanan lebih, bukan hanya berupa pencapaian tujuan yang bersifat spesifik. Proses dialog antarindividu dan antarlembaga dalam pendekatan ini lebih diutamakan, sementara perencana berperan sebagai mediator. Hal itu berlawanan dengan pendekatan incremental yang lebih melekat pada pemikiran ekonomis masing-masing kepentingan individu.

Sedangkan kelemahannya adalah:
Pendekatan transaktif merupakan pendekatan yang tidak efisien dalam mengakomodasi kebutuhan kelompok marginal, partisipasi biaya tinggi dan dalam beberapa kasus masyarakat belum siap dalam rencana jangka panjang.

4.      Teori advocacy
Menekankan hal-hal yang bersifat umum, perbedaan individu dan daerah diabaikan. Dasar perencanaan tidak bertitik tolak dari pengamatan secara empiris, tetapi atas dasar argumentasi yang rasional, logis dan bernilai (advocacy = mempertahankan dengan argumentasi). Kebaikan teori ini adalah untuk kepentingan umum secara nasional. Karena ia meningkatkan kerja sama secara nasional, toleransi, kemanusiaan, perlindungan terhadap minoritas, menekankan hak sama, dan meningkatkan kesejahteraan umum. Perencanaan yang memakai teori ini tepat dilaksanakan oleh pemerintah/ atau badan pusat.

5.      Teori radikal
`           Teori ini menekankan pentingnya kebebasan lembaga atau organisasi lokal untuk melakukan perencanaan sendiri,dengan maksud agar dapat dengan cepat mengubah keadaan lembaga supaya tepat dengan kebutuhan.Perencanaan ini bersifat desentralisasi dengan partisipasi maksimum dari individu dan minimum dari pemerintah pusat / manajer tertinggilah yang dapat dipandang perencanaan yang benar. Partisipasi disini juga mengacu kepada pentingnya kerja sama antar personalia. Dengan kata lain teori radikal menginginkan agar lembaga pendidikan dapat mandiri menangani lembaganya. Begitu pula pendidikan daerah dapat mandiri menangani pendidikannya.

6.      Teori SITAR
Merupakan gabungan kelima teori diatas sehingga disebut juga complementary planning process. Teori ini menggabungkan kelebihan dari teori diatas sehingga lebih lengkap. Karena teori ini memperhatikan situasi dan kondisi masyarakat atau lembaga tempat perencanaan itu akan diaplikasikan, maka teori ini menjadi SITARS yaitu S terakhir adalah menunjuk huruf awal dari teori situational. Berarti teori baru ini di samping mengombinasikan teori-teori yang sudah ada penggabungan itu sendiri ada dasarnya ialah menyesuaikan dengan situasi dan kondisi lembaga pendidikan dan masyarakat. Jadi dapat kita simpulkan bahwa teori-teori diatas mempunyai persamaan dan pebedaannya.

Persamaannya:
a.       Mempunyai tujuan yang sama yaitu pemecahan masalah
b.      Mempunyai obyek perencanaan yang sama yaitu manusia dan lingkungan sekitarnya.
c.       Mempunyai beberapa persyaratan data, keahlian, metode, dan mempunyai konsistensi internal walaupun dalam penggunaannya terdapat perbedaan penitikberatan.
d.      Mempertimbangkan dan menggunakan sumberdaya yang ada dalam pencapaian tujuan

Perbedaannya adalah :
a.       Perencanaan sinoptik lebih mempunyai pendekatan komprehensif dalam pemecahan masalah   dibandingkan perencanaan yang lain, dengan lebih mengedepankan aspek-aspek metodologi, data dan sangat memuja angka atau dapat dikatakan komprehensif rasional. Hal ini yang sangat minim digunakan dalam 4 pendekatan perencanaan yang lain.
b.      Perencanaan incremental lebih mempertimbangkan peran lembaga pemerintah dan sangat   bertentangan dengan perencanaan advokasi yang cenderung anti kemapanan dan perencanaan radikal yang juga cenderung revolusioner.
c.       Perencanaan transactive mengedepankan faktor – faktor perseorangan / individu melalui proses tatap muka dalam salah satu metode yang digunakan, perencanaan ini kurang komprehensif dan sangat parsial dan kurang sejalan dengan perencanaan Sinoptik dan Incremental yang lebih komprehensif.
d.      Perencanaan advocacy cenderung menggunakan pendekatan hukum dan obyek yang mereka ambil dalam perencanaan adalah golongan yang lemah. Perencanaan ini bersifat sosialis dengan lebih mengedepankan konsep kesamaan dan hal keadilan sosial
e.       Perencanaan Radikal seakan-akan tanpa metode dalam memecahkan masalah dan muncul dengan tiba-tiba (spontan) dan hal ini sangat kontradiktif dengan pendekatan incremental dan sinoptik yang memepertimbangkan aturan-aturan yang ada baik akademis / metodologis dan lembaga pemerintahan yang ada.



KESIMPULAN

Dari berbagai pemaparan diatas dapat kita ambil kesimpulan dan point penting antara lain ;
§  Perencanaan adalah sangat penting baik ditinjau dari sisi management maupun dari pandangan agama islam,mengingat adanya pesan nabi Muhammad saw. Dan ayat al-qur'an yang menekankan hal tersebut. l Diantara pengertian perencanaan adalah suatu proses menetapkan tujuan, mengembangkan strategi, dan menguraikan tugas dan jadwal untuk mencapai tujuan.
§  Diantara urgensi perencanaan adalah akan memberikan guideline (framework) untuk mencapai tujuan masa datang.
§  Ruang lingkup perencanaan mencakup berbagai demensi baik waktu, spasial,tingkatan dan teknis perencanaan.
§  Teori perencanaan meliputi, antara lain; sinoptik, inkremental, transaktif, advokasi, dan radial
§  Diantara teri-teori itu yang dipakai karena sejalan dengan konsep sistem ialah teori synoptic atau analisis sistem dan
teori incremental . Kedua teori ini memakai pendekatan sistem, yang satu melaksanakan secara keseluruhan dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
§  Pendekatan (strategi) yang dapat digunakan dalam perencanaan pendidikan antara lain pendekatan kebutuhan social (social demand approach), pendekatan ketenagakerjaan (manpower approach), pendekatan untung rugi (cost and benefit), pendekatan cost eefectiveness, dan pendekatan terpadu.
§  Perlu komunikasi dengan masyarakat, semua itu ada hubungannya di mana saling memberi, saling mendukung, dan saling menguntungkan antara lembaga pendidikan dengan masyarakat.



DAFTAR PUSTAKA

Harjanto. 2008. Perencanaan Pengajaran. Jakarta : Rineka Cipta.


Pidarta, Made. 2005. Perencanaan Pendidikan Partisipatori Dengan Pendekatan Sistem. Jakarta : Rineka Cipta.

Prasetyo B Agus. 2010. Teori Perencanaan Barclay Hudson – Sinoptik, Inkremental dan Transaktif. http://agusbe-pe.blogspot.com/2010/11/teori-perencanaan-barclay-hudson.html. diakses 22 November 2010
Renggani. 2008. Makalah Perencanaan Pendidikan. http://renggani.blogspot.com/2008/03/makalah-perencanaan-pendidikan.html. diakses 20 Maret 2008
Sagala,syaiful. 2007. Managemen Strategik dalam meningkatkan mutu pendidikan. Bandung : Alpabeta.

Usman, Husaini. 2006. Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.